Senin, 30 Mei 2016

Tingkatkan Moralitas Generasi Penerus Bangsa Dengan Kebermaknaan Tiap Pembelajaran Formal, Nonformal, dan Informal (Rohaniyah Kelas B)



Meningkatkan Moralitas

            Dunia pendidikan menjadi sorotan. Pendidikan mencetak generasi yang cerdas secara intelegensi, emosional, dan spiritual. Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan moral? Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini. Permasalahan yang terjadi di tengah keadaan global sekarang ini adalah adanya penurunan atau degradasi moral yang terjadi di kalangan peserta didik.
            Kualifikasi yang tinggi tersebut harus dilengkapi dengan kepribadian yang berkualitas luhur, untuk itu orientasi pendidikan yang selama ini bernuansa keduniaan semata perlu dilenqkapi dengan nuansa keagamaan, terutama nuansa yang memegang erat nilai moral. Kesenjangan antara kedua kompetensi tersebut menandakan bahwa telah terjadi distorsi dalam proses pembelajaran baik di rumah, sekolah, tujuan (visi misi pendidikan), kurikulum, masyarakat, dan peserta didik itu sendiri .
            Bagi sektor pendidikan, sudah saatnya membuat inovasi cerdas dalam sistem pendidikan. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

Selasa, 24 Mei 2016

Menjadi Mahasiswa Kekinian dengan Aktif Menulis Karya dalam Blog (Rohaniyah. Kelas B)



Mahasiswa yang Kekinian

            Persoalan paling mendasar sebenarnya ialah bagaimana membuat mahasiswa mau dan mampu menulis. Tentu saja membutuhkan proses yang tidak mudah disertai pendekatan yang sistemik, supaya motivasi menulis terbentuk dengan sendirinya. Katakan pada diri anda sendiri “Aku adalah aku bukanlah orang lain dan aku yakin bisa lebih unggul dalam hal menulis dari yang lain. Aku yakin akan kemampuanku sendiri dan aku yakin mampu berbuat yang terbaik dari yang lain”.
               Tidak dapat dipungkiri peminat tulis-menulis di lingkungan kampus memang sangat sedikit, tentu saja hal tersebut memprihatinkan. Nah, dengan kemajuan teknologi informasi berupa internet, khususnya web dan web-blog pemberian tugas menulis bagi mahasiswa bisa lebih menarik. Logikanya sederhana saja, dengan terlatih dan terampil menulis artikel maka langkah menulis pun akan menjadi lebih mudah. Dalam membudayakan menulis artikel di kalangan mahasiswa sekaligus mewajibkan semua mahasiswa memiliki web-blog.
            Ya, dengan terbiasa menulis artikel maka akan semakin mudah dalam menulis. Dengan sendirinya kewajiban publikasi karya menulis diharapkan bisa diikuti dengan baik oleh seluruh mahasiswa. Bahkan, tulisan-tulisan yang ada di internet baik yang dituliskan di website atau blog dianggap salah satu bentuk penulisan artikel. Ada banyak website atau blog yang membutuhkan para penulis lepas untuk menuliskan berbagai artikel yang akan dimuat di dalam website tersebut dengan tujuan agar website atau blog itu memiliki banyak pengunjung.

Selasa, 17 Mei 2016

PENDIDIKAN TAK SEJAJAR DENGAN MORAL (ROHANIYAH KELAS 8B)

Keterkaitan Pendidikan dan Moral
Seorang pendidik mempunyai andil pada proses pembentukan karakter. Guru memiliki makna dipercaya dan dicontoh. Secara tidak langsung juga memberikan pendidikan karakter pada peserta didiknya. Oleh karena itu, profil guru seharusnya memiliki sifat-sifat yang membawa peserta didiknya ke arah karakter atau etika yang kuat atau baik.
Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan. Bertingkah laku baik, bagi peserta didik seharusnya terwujud dalam seluruh pola kehidupan yang berarah kepada keluarga, guru dan teman. Untuk melihat sikap batin maupun perbuatan lahir dibutuhkan suatu alat, yakni ukuran moral berdasarkan pengalaman dan pengamatan, kiranya daapt kita katakana bahwa sekurang-kurangnya kita mengenal adanya dua ukuran yang berbeda, yakni ukuran yang ada dalam hati kita dan ukuran yang dipakai oleh orang lain waktu mereka menilai diri kita.

Guru dituntut untuk profesional memberikan makna bagi sarjana pendidikan yang akan menjadi penopang estafet mendidik anak bangsa untuk memberikan suatu realita contoh dari diri mereka. Jika moral dan etika buruk, maka buruk juga sikap guru di mata anak didiknya dan terkadang anak didik menjadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari mereka, untuk mencapai etika dan moral yang baik kepada siswa. Sudah selayaknya guru yang profesional mampu mengkontruksikan kembali perencanan pendidikan yang dilakukan kepada anak didik untuk mendapatkan apresiasi yang baik dari anak didik.

Selasa, 10 Mei 2016

Orang Indonesia Sekolah untuk Bermanfaat atau Uang (Rohaniyah)



Opini
Sekolah untuk Mencari Uang
11/Mei/2016
Description: gambar kartun anak sekolah                            Menurut saya tentang orang Indonesia sekolah yaitu, masih kurang baik. Lagi-lagi karena masalah uang yang membuat sekolah mereka terhambat, sehingga mereka sering terganggu dalam proses belajar mengajarnya karena lebih mendahulukan uang. Bagaimana bisa kita tidak menyadari keadaan sekolah di Indonesia yang sangat memprihatinkan ini, sedangkan sangat sering siaran televisi menyiarkan berita tentang sekolah untuk uang. Tanpa uang, anak-anak Indonesia tak akan bergerak. Tanpa untung timbal balik juga anak-anak akan buta karena uang. Kita sebagai manusia, pastilah memiliki cita-cita. Seharusnya dari sekolahlah kita memulai untuk belajar agar bisa menggapai cita-cita kita. Kita mulai belajar dan mendapat ilmu bukan memikirkan untuk mendapatkan uang.
             Sebagaimana sekolah itu sendiri memiliki arti sebagai bekal untuk menuju hal-hal yang lebih baik bagi setiap orang. Aspek-aspek sekolah yang berpengaruh dalam kehidupan setiap orang yakni, bernegara dan berbangsa, serta keagamaan dan berakhlak, selain itu terdapat keterampilan dan kecerdasan, terdapat juga pengembangan potensi dan bermasyarakat. Karna tidak semua sekolah memenuhi standar pendidikan. Dan masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum merasakan sekolah yang layak dan bahkan putus sekolah. Dan di Indonesia pun ada istilah “sekolah untuk mencari uang”, bukan “sekolah untuk bermanfaat” dan bahkan ijazah pun bisa dibeli di Indonesia untuk mencari uang.

2016 Hari Pendidikan Nasional (Rohaniyah)



Opini
Pendidikan Menggapai Prestasi
11/Mei 2016
Description: gambar kartun anak sekolah                Menurut saya, kadang-kadang ada pelajar yang masih bingung dengan  tujuan sekolahnya. Di masa depan mereka biasanya akan menjadi tukang es krim lulusan kedokteran.  Apapun tujuan kalian, tetapkan mulai sekarang, supaya di masa depan nanti kalian bisa sukses besar, sukses yang tidak nanggung. Karena biasanya, orang yang sukses adalah orang yang fokus, tahu pasti ke mana kalian akan melangkah dan tidak tergoda untuk berbelok di tengah jalan.
            Jika kalian sekolah untuk menjadi pandai, maka kalian akan berusaha menggapai prestasi akademik dan mempelajari semua pelajaran. Kalian akan selalu butuh ilmu, ingin lebih tahu, berpikir kritis dan merenungkan berbagai hal yang terjadi di sekitar kalian. Biasanya adalah sekolah-sekolah umum yang favorit, dan perguruan tinggi yang berprestasi. Tipe pelajar seperti ini, di masa depan kebanyakan akan menjadi para profesional di bidangnya. Bagi kalian, pelajaran bukanlah yang terpenting. Sekolah adalah tempat bergaul, cari koneksi, mempelajari hal-hal baru dalam kehidupan. Jenis sekolah kalian biasanya sekolah-sekolah umum standar atau kejuruan, dan perguruan tinggi cepat kerja.