Selasa, 19 April 2016

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DITINJAU DARI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA



  1. Judul
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DITINJAU DARI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

  1. Latar Belakang Penelitian
            Novel yang berkualitas merupakan karya sastra yang berisi tentang pemikiran yang sangat mendalam, penuh emosi dengan pemilihan kata dan ungkapan bahasa yang anggun sehingga membuat karya sastra tersebut terkesan indah. Selain itu juga novel bisa digunakan sebagai media untuk mengungkapkan suatu perasaan atau ide yang disampaikan kepada pembaca atau orang lain.
            Novel senantiasa menunjukkan berbagai masalah kehidupan manusia yang dikisahkan secara panjang dan lebar serta mendalam, baik permasalahan kehidupan tokoh dengan tokoh disekelilingnya ataupun sifat serta watak tokoh yang diceritakan sehingga memiliki tujuan dan makna yang di dalamnya terdapat  nilai-nilai kehidupan manusia. Tokoh novel menunjukkan sesuatu yang dapat menggerakkan tingkah laku dalam berinteraksi bersama dengan tokoh yang lainnya. Sesuatu itu disebut psikis atau kepribadian. Kepribadian adalah sifat yang terdapat dalam sikap seseorang. Hal itu pun terdapat pada diri tokoh yang diperankan dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata.
Berdasarkan yang ada dalam novel Ayah karya Andrea Hirata ini menarik untuk dianalisis dilihat dari segi isi ceritanya. Novel Ayah karya Andrea Hirata merupakan salah satu dari sembilan novel. Novel Ayah karya Andrea Hirata banyak sekali mengandung nasihat atau pesan yang mampu membangun kepribadian seseorang. Tokoh utama yang diceritakan berperan sebagai orang yang sabar, setia, patuh, penyayang, pantang menyerah, dan pintar. Tokoh tersebut dapat memengaruhi tokoh lain, baik pada saat khilaf maupun dalam keadaan mendapat masalah. Nasihat-nasihat yang diberikan benar-benar dapat membuka pandangan sehingga tokoh mau bergerak untuk memperbaiki kepribadian diri. Sehingga pada akhirnya pembaca pun dapat mengambil manfaat dari cerita melalui pengalaman-pengalaman kehidupan tokoh, baik disaat menghadapi kebahagiaan ataupun disaat menghadapi kesulitan yang datang.
            Andrea Hirata adalah seorang pegiat media masa yang produktif dan lengkap, berdasarkan pengalamannya yang cukup panjang. Andrea Hirata menulis untuk mendorong minat pembaca dan mengembangkan saastra serta melestarikan bahasa Belitong. Ia menulis untuk semua media cetak dan elektronik. Novel Ayah karya Andrea Hirata ini merupakan salah satu karya kreatif Andrea Hirata di samping karya lain yang dibukukan: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, dan Laskar Pelangi Song Book.
            Novel Ayah karya Andrea Hirata menceritakan kehidupan masyarakat Belitong. Sebagian bsar cerita yang dimunculkan adalah gambaran kehidupan orang-orang yang ada di Belitong, misalnya beberapa kata menggunakan bahasa Belitong. Tokoh utama dalam novel Ayah ini dilukiskan sebagai orang biasa yang memiliki kemauan dan kesabaran luar biasa yang pada akhirnya berbuah manis dari hasil kesabarannya. Maka dari itu, tokoh utama yang digambarkan dapat menjadi inspirasi orang lain.
            Selalin menggambarkan kemauan dan kesabaran, novel Ayah ini juga menggambarkan kehidupan tokoh utama yang hidup dengan sederhana. Ia juga sering mengajak ayahnya berjalan-jalan ke taman sambil berpuisi.  Kebanyakan tokoh yang digambarkan merupakan tokoh yang mau belajar dari pengalaman tokoh utama sebagai inspirasinya.
            Selain yang telah dilukiskan di atas, ada juga hal lainnya yang istimewa yaitu berkaitan dengan kesetiaan, harapan dan tanggung jawab sebagai seorang ayah. Ada beberapa tokoh yang berjuang keras meningkatkan kehidupan untuk jauh lebuih baik karena termotivasi dari tokoh utama yang rajin melakukan semua kegiatan yang positif. Tokoh lain menganggap bahwa tokoh utama ini pantang menyerah agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan, bahkan rela mengorbankan dirinya sendiri demi orang yang dicintai. Di sisi lain juga ada tokoh yang tidak terlalu memikirkan tokoh utama, bahkan berbuat seenaknya tanpa mempedulikan perasaan tokoh utama yang peduli terhadapnya, bahkan melanggar perintah ayahnya dan juga melanggar norma agama, shingga terjerumus ke dalam nafsu duniawi. Penyebabnya adalah kurangnya ketakwaan terhadap Tuhan.
            Berdasarkan alasan yang telah digambarkan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata ini tidak terlepas dari kehidupan tokoh utama yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang amat sulit. Banyak kesulitan yang harus dilalui, misalnya upaya untuk mendapatkan hati seorang permpuan yang amat dicintainya dan berharap buah hatinyaa bisa kembali pulang. Selain itu juga, tokoh utama dihadapkan pada masalah kegundahan yang amat pelik namun tetap teguh pada prinsip pribadinya. Masalah-masalah tokoh utama tersebut tentunya dapat menimbulkan pribdi yang tangguh dan keyakinan pribadi dalam upaya untuk menuju hidup yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu, novel Ayah dapat dianalisis dengan pndekatan psikologi yaitu psikoanalisis Sigmund Freud yang akan diawalai dengan analisis tokoh/penokohan, dan latar untuk mempermudah melakuakan penganalisisan.
            Kondisi dan faktor yang menimbulkan terjadinya teguh pada kepribadian tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata ini akan dianalisis dengan pendekatan psikoanalisis Sigmun Freud yang menganalisis kepribadian tokoh utama berdasarkan id, ego dan superego. 
            Andrea Hirata ini merupakan sarjana lulusan dari Sheffield Hallm University dan mendapat beasiswa studi sastra di University of lowa, USA. Beberapa penghargaan bergengsi telah brhasil digenggamnya, antara lain, pemenang New York Book Festival 2013, katgori Gneral Fiction dan pemenang Buchawards 2013, Jerman. Andrea Hirata juga terpilih dalam project Windows on The World pemenang Nobel Sastra. Tak jarang ia diundang untuk memberikan motivasi di forum-forum nasional maupun internasional, sesuai dengan bidangnya sebagai novelis.
            Novel Ayah Andrea Hirata adalah novel yang bagus dan bermutu dalam dunia pasar buku sastra karena berisi tentang suatu pemikiran yang sangat mendalam, penuh dengan emosi, imajinasi dan menggunakan  pemilihan ungkapan bahasa yang indah dan menarik sehingga membuat karya sastra ini terkesan sangat mendalam. Oleh sebab itu, novel ini menceritakan tokoh utama dengan kepribadian yang menarik sehingga novel Ayah karya Andrea Hirata ini baik digunakan sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.
            Dalam melakukan proses pembelajaran analisis novel, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa bahan ajar. Banyak bahan ajar yang dapat dipilih oleh guru. Setiap bahan ajar tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangannya msing-masing. Suatu bahan ajar sastra tentunya baik digunakan untuk suatu ketercapaian tujuan, pokok bahasan, ataupun dalam situasi dan kondisi tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran sastra. Akan tetapi, bahan ajar yang dipilih guru tersebut belum tentu tepat untuk disampaikan. Demikian juga sebaliknya, suatu bahan ajar yang dianggap sangat baik untuk suatu pokok bahasan sastra yang disampaikan oleh guru, terkadang belum tentu berhasil dibawakan guru.
            Dalam suatu  proses belajar mengajar bukan hanya guru saja yang harus aktif dan kreatif, peserta didik pun dituntut untuk aktif dan kreatif karena dengan belajar aktif suasana kegiatan belajar mengajar akan nyaman, hidup dan akan sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, antara siswa dengan guru sama-sama aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tingkat keaktifan dan kekreatifan guru dan peserta didik, dapat memungkinkan keterlibatan peserta didik dan guru secara maksimal merealisasikan kegiatan belajar.
            Proses belajar mengajar adalah inti dari proses guru mendidik secara menyeluruh karena guru sebagai pemegang peranan utama peristiwa kegiatan belajar mengajar. Agar pembelajaran sastra lebih bermakna diperlukan pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan dan kreativitas peserta didik.
            Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana belajar agarpeserta didik mampu dan dapat melakukan proses belajar sastra untuk mengembangkan potensi dalam diri secara optimal. Guru yang profesional harus menciptakan dan mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan, efektif, kreatif dan aktif.
            Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata Ditinjau dari Psikoanalisis Sigmund Freud sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra di SMA.

  1. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, permasalahannya diidentifikasikan sebagai berikut
1.      Pembelajaran analisis novel di sekolah lebih sering dikaji dari unsur intrinsiknya saja.
2.      Pembelajaran apresiasi karya sastra di sekolah jarang disukai oleh siswa.
3.      Guru belum sepenuhnya mampu meningkatkan keinginan siswa untuk belajar aktif dalam proses belajar karya sastra.
4.      Dalam proses belajar mengajar apresiasi karya sastra guru bisa menggunakan atau memilih beberapa bahan ajar sastra yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.

  1. Pembatasan Masalah
            Mengenai banyaknya yang muncul dalam penelitian ini, perlu dibatasi masalah yang dibahas. Pembatasan masalah ini adalah
1.      Analisis struktur unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yang meliputi: tema, alur, tokoh utama, dan latar.
2.      Analisis kepribadian terhadap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata berdasarkan tinjauan psikoanalisis Sigmund Freud.
3.      Analisis pengaruh id, ego, dan superego terhadap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata melalui tinjauan psikoanalisis Sigmund Freud.
4.      Bahan ajar sastra novel Ayah karya Andrea Hirata di SMA.

  1. Rumusan Masalah
            Berdasarkan pembatasan penelitian masalah di atas, rumusan masalah sebagai berikut
1.         Bagaimana bentuk susunan novel Ayah karya Andrea Hirata?
2.         Terdapat kepribadian apa saja pada tokoh utama yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dengan perspektif psikoanalisis Sigmund Freud?
3.         Bagaimana pengaruh id, ego dan superego terhadap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dalam psikoanalisis Sigmund Freud?
4.         Apakah bahan ajar novel Ayah karya Andrea Hirata tepat digunakan untuk pembelajaran sastra di SMA?

  1. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
1.      Mendeskripsikan struktur yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata.
2.      Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama dalam novel Ayah  karya Sigmund Freud melalui teori psikoanalisis Sigmund Freud.
3.      Mendeskripsikan pengaruh id, ego, dan superego terhadap tokoh utama yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dalam psikoanalisis Sigmund Freud.
4.      Mendeskripsikan penggunaan bahan ajar novel Ayah karya Andrea Hirata untuk pmbelajaran sastra.

  1. Asumsi
Anggapan dasar yang diajukan adalah sebagai berikut
1.      Sastra adalah bentuk seni kreatif yang objeknya merupakan kehidupan manusia.
2.      Novel menceritakan kehidupan manusia dengan berbagai macam konflik/masalah.
3.      Psikoanalisis merupakan ilmu yang mempelajari tntang tingkah laku kehidupan manusia yang berada di dalam karya sastra.
4.      Terdapat bahan ajar yang berbeda-beda dengan karakteristiknya.

  1. Kegunaan Hasil Penelitian
            Manfaat-manfaat yang diharapkan pada penelitian ini sebagai berikut
1.      Manfaat secara teoritis
a.       Memahami sastra melalui pendekatan psikoanalisis, akan membantu dalam memahami segi-segi kepribadian manusia. Di samping itu juga akan membantu dalam upaya memahami diri sendiri, dan memahami kehidupan.
b.      Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian karya sastra lain yang dapat menunjukkan perkembangan sastra di Indonesia. Selain itu juga dapat memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mudah memahami karya sastra sekaligus menjadi perantara antara pembaca karya sastra dan pengarangnya.
2.      Manfaat penelitian secara praktis:
a.       Sebagai perangsang untuk peneliti yang lain dalam mengadakan penelitian dari sudut yang lainnya.
b.      Menambah pengetahuan bagi penulis khususnya peminat sastra tentang karya novel.
c.       Memperdalam dan memperluas pemahaman karya sastra dengan pendekatan psikoanalisis.

  1. Definisi Operasional
            Untuk mencegah salah pengertian dalam penelitian, penulis akan menjelaskan istilah yang terdapat pada judul skripsi secara menyeluruh
1.      Kepribadian merupakan sifat yang tergambar dari sikap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata sebagai manusia dalam khidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
2.      Tokoh Utama merupakan tokoh yang dikedepankan penceritaannya dalam novel Ayah karya Andrea Hirata. Ia adalah tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai perilaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2010: 177).
3.      Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam (Semi, 2012: 96).
4.      Bahan ajar merupakan bahan tak-tik dalam pembelajaran yang berbentuk bahan ajar yang dipilih atau disajikan guru dalam mengajarkan sastra novel Ayah karya Andrea Hirata.

  1. Ringkasan Tinjauan Teoritis
        Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan; mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan (Zaidan, 2007: 136)
        Novel adalah sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2010: 4).  
        Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa novel adalah jenis cerita fiksi yang isinya mengungkapkan kembali permasalahan hidup sehari-hari yang luas melalui pesan-pesan kemanusiaan yang tidak berkesan merugi sebab sangat mendalam dan unsur-unsur yang saling berkaitan.
1.      Unsur-unsur Intrinsik Novel
        Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang  membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2010: 23).
        Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis bahas unsur-unsur intrinsik satu demi satu, yang meliputi unsur; tema, latar, penokohan, plot, sudut pandang dan amanat.
(1)   Tema
              Tema adalah makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema, kurang lebih  dapat bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose) (Stanton, 1965: 21).
              Tema adalah dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita (Nurgiyantoro, 2010: 70).
              Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tema gagasan pokok yang membangun dan membentuk sebuah cerita dalam suatu karya sastra.
              Penjelasan tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya tema dalam sebuah cerita, sehingga tema sering kali disebut sebagai ide pusat dalam sebuah cerita. Oleh karena itu, tema memberikan kekuatan dan kesatuan peristiwa-peristiwa yang digambarkannya.
(2)   Plot
              Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain (Stanton 1969: 14).
              Plot adalah peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat (Kenny, 1966: 14).
              Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa plot merupakan tulang punggung di dalam suatu kisahan sebab tanpa kita mengetahui rangkaian peristiwa yang merupakan sebab-akibat kita tidak dapat memahami sebuah cerita.
(3)   Latar
              Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, adalah menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981: 175).
              Latar adalah memberikan pijakkan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro: 2010: 217).
              Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa latar adalah peristiwa yang dikisahkan dalam suatu cerita memerlukan kejelasan tempat, waktu, dan suasana. Gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana inilah yang dimaksud dengan latar.
(4)   Tokoh dan Penokohan
              Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminuddin, 2013: 79).
              Tokoh adalah Orang yang memainkan peran dalam karya sastra. Dalam kaitan itu, penokohan adalah proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, sifat, atau kebiasaan tokoh pemeran suatu cerita. Penokohan dapat dilakukan melalui teknik kisahan dan  teknik ragaan (Zaidan, 2007: 206).
              Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2010: 165).
(5)   Sudut Pandang
              Sudut pandang adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, 1981: 142).
              Sudut pandang adalah strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya (Nurgiyantoro, 2010: 248).
              Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh dalam berbagai peristiwa dalam suatu cerita fiksi.
(6)   Amanat
              Amanat adalah pesan pengarang kepada pembaca baik tersurat maupun tersirat yang disampaikan melalui karyanya; lihat juga moral  (Zaidan, 2007: 27).
              Amanat adalah
              Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang disampaikan penulis novel kepada para pembaca baik melalui pesan tersirat maupun tersurat.
2.      Pengertian Pendekatan Psikologi Sastra
                    Ditinjau dari segi bahasa, perkataan psikologi berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan atau diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa (Walgito, 2002: 1).
                  Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperlihatkan perilaku yang beragam (Semi, 2012: 96).
                  Sastra adalah tulisan dalam arti yang luas. Umumnya sasstra berupa teks rekaan, baik puisi maupun prosa yang nilainya tergantung pada kedalaman pikiran dan ekspresi jiwa (Zaidan, 2007: 180).
                 Psikologi sastra adalah pendekatan sastra yang bertolak dari psikologi yang dapat mencakupi: 1 kajian psikologi pengarang, 2 kajian prose kreatif karya sastra, 3 kajian tipe dan kaidah psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan 4 kajian dampak sastra terhadap pembaca (Zaidan, 2007: 159).
3.        Pandangan Psikoanalisis Sigmund Freud
        Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sejak semula memang sudah ada pada diri individu itu. Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atas nasibnya sendiri, tetapi tingkah lakunya itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya. Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu terdiri dari tig komponen yang disebut id, ego dan superego.
        Id meliputi berbagai instink manusia yang mendasari perkembangan individu. Dua instink yang paling penting ialah instink seksual dan instink agresi. Instink-instink ini menggerakkan individu untuk hidup di dalam dunianya dengan prinsip pemuasan diri. Demikianlah fungsi id yaitu mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan dirinya setiap saat sepanjang hidup individu.
        Id yang tak kunjung padam menggerakkan individu itu ternyata tidak dapat leluasa menjalankan fungsinya, sabab ia harus menghadapi lingkungan. Lingkungan ini tidak dapat diterobos begitu saja sehingga individu perlu mempertimbangkan apa yang berada di luar dirinya itu aabila dia ingin berhasil dalam penyaluran instink-instinknya itu. Dalam hal ini tumbuhlah apa yang disebut ego, yaitu fungsi kepribadian yang menjembatani id dan dunia luar individu. Ego ini berfungsi atas dasar prinsip realitas, mengatur gerak-gerik id agar dalam memuaskan instinknya selalu memperhatikan lingkungan. Dengan demikian perwujudan fungsi id itu menjadi tidak tanpa arah.
        Dalam perkembangannya lebih lanjut, tingkah laku individu tidak hanya dijalankan oleh fungsi id dan ego saja, melainkan juga oleh fungsi yang ketiga yaitu superego. Supeerego tumbuh berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam hal ini fungsi superego ialah mengawasi agar tingkah laku individu sesuai dengan aturan, nilai, moral, adat dan tradisi yang telah meresap dalam diri individu itu. Superego merupakan fungsi kontrol dari dalam diri individu itu (Yahya, 2010: 1-2).
        Sigmund Freud dan para pengikutnya telah mengungkapkan masalah dimensi: self yang tidak diketahui ini. Ia telah mengemukakan tiga istilah mengenai hal ini, yaitu: id, ego dan superego.
        Id mengandung dorongan-dorongsn hidup ysng fundamental, terdiri atas nafsu, kecenderungan-kecenderungan, dan keinginan-keinginan yang dimiliki manusia dan makhluk-makhluk lain.
        Superego meliputi semua kecenderungan yang berhubungan dengan moral.
        Adapun ego lebih dekat hubungannya dengan apa yang biasa disebut self. Tugasnya adalah menyusun persepsi dan ingatan individu, merencanakannya dan mengaturnya. Ego merupakan mediator antara id dan superego. Ego benar-benar telah menjalankan tugasnya dengan baik, apabila ia berhasil membina hubnjgan yang serasi (harmonis) antara id superego dan kekuatan-kekuatan yang datang dari dunia luar.
        Sebagai tambahan terhadap 3 aspek tersebut di atas, Freud membuat pembagian lebih jauh, yaitu kesadaran dan ketidaksabaran. Id penuh dengan hal-hal yang disadari. Elemen-elemen superego adalah hal-hal yang tidak disadari. Ego memiliki mekanisme pertahanan diri yang tidak disadari.
        Istilah lain berkenaan dengan hal ini adalah apa yang disebut: phenomenal self dan nonphenomenal. Phenomenal self berarti self yang nampak jelas dan dapat diamati dari pandangan individu yang bersangkutan, sedangkan nonphenomenal self meliputi semua hal yang tidak jelas bagi diri individu (Subandi, 2012: 51).
4.        Kepribadian
        Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepribadian diartikan sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang lain atau bangsa lain.
        M. A. W. Brower mengatakan bahwa kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sifat-sifat seseorang.
       
  1. Metode Penelitian
            Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Pulang karya Tere Liye adalah deskriptif kualitatif. Menurut Aminudin (1990: 16) metode deskriptif kualitatif artinya menganalisis bentuk deskripsi tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antarvariabel. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata, bukan angka-angka. Hasil penelitian berisikan kutipan-kutipan dari kumpulan data untuk memberikan ilustrasi.
            Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaaan fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi (Sutopo, 2002: 8-10). Pengkajian deskriptif menyarankan pada pengkajian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang secara empiris hidup pada penuturnya. Artinya yang dicatat dan dianalisis adalah unsur-unsur dalam karya sastra seperti apa adanya.
            Dalam penelitian akan diungkapkan data-data yang berupa kata, frase, ungkapan, dan kalimat yang ada dalam novel Pulang karya Tere Liye dan permasalahan-permasalahannya dianalisis dengan menggunakan analisis struktural, serta teori Sigmund Freud.
1.      Sumber Data
            Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari asal data yang diperoleh. Sumber data ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer yaitu novel Pulang karya Tere Liye, cetakan kesebelas tahun 2016 yang diterbitkan oleh Republika Penerbit, yang terdiri dari 400 halaman.
2.      Teknik Penelitian
            Dalam hal ini novel Pulang karya Tere Liye dibaca berulang kali dengan cermat dan teliti, kemudian dilakukan pencatatan yang menunjukkan kepribadian serta menunjukkan unsur Id, Ego dan Superego. Setelah dikumpulkan, data dikelompokkan, selanjutnya dianalisis. Sehingga akan diperoleh gambaran secara jelas tentang makna yang terkandung di dalamnya serta mengacu pada teori dan definisi yang dipaparkan dalam teori dan psikoanalisis Sigmund Freud.
            Semua data dalam penelitian ini diperoleh melalui pencatatan, pengidentifikasian, penafsiran kemudian hasilnya dijelaskan. Teknis analisis data yang digunakan  berupa deskriptif kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena mengingat data ini berupa paragraf yang merupakan data kualitatif.
            Tahap pertama analisis data dalam penelitian ini adalah pembacaan heuristik yaitu penulis menginterpretasikan teks novel Pulang karya Tere Liye untuk menemukan arti dalam novel. Caranya yaitu membaca dengan cermat dan teliti tiap kata, klimat, ataupun paragraf dalam novel. Hal itu digunakan untuk menemukan struktur yang terdapat dalam novel guna analisis struktural. Selain itu, digunkaan juga untuk menemukan kepribadian diri, pengaruh id, ego dan superego. Tahap kedua penulis melakukan pembacaan hermeneutik yakni dengan menafsirkan makna peristiwa atau kejadian-kejadian yang terdapat dalam teks novel Pulang karya Tere Liye hingga dapat menemukan kepribadian diri dalam cerita tersebut. Tahap ketiga penulis melakukan implementasi tentang apresiasi sastra di SMA sebagai bahan ajar yang aktif pada proses belajar mengajar.



DAFTAR PUSTAKA
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori, dan Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Semi, Atar. 2012. Meteode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.
Yahya, Murip. 2010. Pengantar Pendidikan. Solo: Bandung.
Zaidan, dkk. Kamus Istilah Sastra. 2007: Jakarta: Balai Pustaka.
Subahndi. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Diktat Perkuliahan.