- Judul
KEPRIBADIAN
TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AYAH KARYA
ANDREA HIRATA DITINJAU DARI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD SEBAGAI ALTERNATIF
BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
- Latar Belakang Penelitian
Novel yang berkualitas merupakan
karya sastra yang berisi tentang pemikiran yang sangat mendalam, penuh emosi
dengan pemilihan kata dan ungkapan bahasa yang anggun sehingga membuat karya
sastra tersebut terkesan indah. Selain itu juga novel bisa digunakan sebagai
media untuk mengungkapkan suatu perasaan atau ide yang disampaikan kepada
pembaca atau orang lain.
Novel senantiasa menunjukkan
berbagai masalah kehidupan manusia yang dikisahkan secara panjang dan lebar
serta mendalam, baik permasalahan kehidupan tokoh dengan tokoh disekelilingnya
ataupun sifat serta watak tokoh yang diceritakan sehingga memiliki tujuan dan
makna yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai kehidupan manusia. Tokoh novel menunjukkan sesuatu yang
dapat menggerakkan tingkah laku dalam
berinteraksi bersama dengan tokoh yang lainnya. Sesuatu itu disebut psikis atau
kepribadian. Kepribadian adalah sifat yang terdapat dalam sikap seseorang. Hal
itu pun terdapat pada diri tokoh yang diperankan dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata.
Berdasarkan
yang ada dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata ini menarik untuk dianalisis dilihat dari segi isi ceritanya.
Novel Ayah karya Andrea Hirata
merupakan salah satu dari sembilan novel. Novel Ayah karya Andrea Hirata banyak sekali mengandung nasihat atau
pesan yang mampu membangun kepribadian seseorang. Tokoh utama yang diceritakan
berperan sebagai orang yang sabar, setia, patuh, penyayang, pantang menyerah,
dan pintar. Tokoh tersebut dapat memengaruhi tokoh lain, baik pada saat khilaf
maupun dalam keadaan mendapat masalah. Nasihat-nasihat yang diberikan
benar-benar dapat membuka pandangan sehingga tokoh mau bergerak untuk
memperbaiki kepribadian diri. Sehingga pada akhirnya pembaca pun dapat
mengambil manfaat dari cerita melalui pengalaman-pengalaman kehidupan tokoh,
baik disaat menghadapi kebahagiaan ataupun disaat menghadapi kesulitan yang
datang.
Andrea Hirata adalah seorang pegiat
media masa yang produktif dan lengkap, berdasarkan pengalamannya yang cukup
panjang. Andrea Hirata menulis untuk mendorong minat pembaca dan mengembangkan
saastra serta melestarikan bahasa Belitong. Ia menulis untuk semua media cetak
dan elektronik. Novel Ayah karya
Andrea Hirata ini merupakan salah satu karya kreatif Andrea Hirata di samping
karya lain yang dibukukan: Laskar
Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam
Gelas, Sebelas Patriot, dan Laskar
Pelangi Song Book.
Novel Ayah karya Andrea Hirata menceritakan kehidupan masyarakat
Belitong. Sebagian bsar cerita yang dimunculkan adalah gambaran kehidupan
orang-orang yang ada di Belitong, misalnya beberapa kata menggunakan bahasa
Belitong. Tokoh utama dalam novel Ayah ini
dilukiskan sebagai orang biasa yang memiliki kemauan dan kesabaran luar biasa
yang pada akhirnya berbuah manis dari hasil kesabarannya. Maka dari itu, tokoh
utama yang digambarkan dapat menjadi inspirasi orang lain.
Selalin menggambarkan kemauan dan
kesabaran, novel Ayah ini juga
menggambarkan kehidupan tokoh utama yang hidup dengan sederhana. Ia juga sering
mengajak ayahnya berjalan-jalan ke taman sambil berpuisi. Kebanyakan tokoh yang digambarkan merupakan
tokoh yang mau belajar dari pengalaman tokoh utama sebagai inspirasinya.
Selain yang telah dilukiskan di
atas, ada juga hal lainnya yang istimewa yaitu berkaitan dengan kesetiaan,
harapan dan tanggung jawab sebagai seorang ayah. Ada beberapa tokoh yang
berjuang keras meningkatkan kehidupan untuk jauh lebuih baik karena termotivasi
dari tokoh utama yang rajin melakukan semua kegiatan yang positif. Tokoh lain
menganggap bahwa tokoh utama ini pantang menyerah agar bisa mendapatkan apa
yang diinginkan, bahkan rela mengorbankan dirinya sendiri demi orang yang
dicintai. Di sisi lain juga ada tokoh yang tidak terlalu memikirkan tokoh
utama, bahkan berbuat seenaknya tanpa mempedulikan perasaan tokoh utama yang
peduli terhadapnya, bahkan melanggar perintah ayahnya dan juga melanggar norma
agama, shingga terjerumus ke dalam nafsu duniawi. Penyebabnya adalah kurangnya
ketakwaan terhadap Tuhan.
Berdasarkan alasan yang telah
digambarkan dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata ini tidak terlepas dari kehidupan tokoh utama yang selalu
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang amat sulit. Banyak kesulitan
yang harus dilalui, misalnya upaya untuk mendapatkan hati seorang permpuan yang
amat dicintainya dan berharap buah hatinyaa bisa kembali pulang. Selain itu juga,
tokoh utama dihadapkan pada masalah kegundahan yang amat pelik namun tetap
teguh pada prinsip pribadinya. Masalah-masalah tokoh utama tersebut tentunya
dapat menimbulkan pribdi yang tangguh dan keyakinan pribadi dalam upaya untuk
menuju hidup yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu, novel Ayah dapat dianalisis dengan pndekatan
psikologi yaitu psikoanalisis Sigmund Freud yang akan diawalai dengan analisis
tokoh/penokohan, dan latar untuk mempermudah melakuakan penganalisisan.
Kondisi dan faktor yang menimbulkan
terjadinya teguh pada kepribadian tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata ini akan dianalisis dengan pendekatan
psikoanalisis Sigmun Freud yang menganalisis kepribadian tokoh utama
berdasarkan id, ego dan superego.
Andrea Hirata ini merupakan sarjana
lulusan dari Sheffield Hallm University dan mendapat beasiswa studi sastra di
University of lowa, USA. Beberapa penghargaan bergengsi telah brhasil
digenggamnya, antara lain, pemenang New York Book Festival 2013, katgori Gneral
Fiction dan pemenang Buchawards 2013, Jerman. Andrea Hirata juga terpilih dalam
project Windows on The World pemenang
Nobel Sastra. Tak jarang ia diundang untuk memberikan motivasi di forum-forum
nasional maupun internasional, sesuai dengan bidangnya sebagai novelis.
Novel Ayah Andrea Hirata adalah novel yang bagus dan bermutu dalam dunia
pasar buku sastra karena berisi tentang suatu pemikiran yang sangat mendalam,
penuh dengan emosi, imajinasi dan menggunakan
pemilihan ungkapan bahasa yang indah dan menarik sehingga membuat karya
sastra ini terkesan sangat mendalam. Oleh sebab itu, novel ini menceritakan
tokoh utama dengan kepribadian yang menarik sehingga novel Ayah karya Andrea Hirata ini baik digunakan sebagai alternatif
bahan ajar sastra di SMA.
Dalam melakukan proses pembelajaran
analisis novel, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa bahan ajar. Banyak
bahan ajar yang dapat dipilih oleh guru. Setiap bahan ajar tentunya mempunyai
kelebihan dan kekurangannya msing-masing. Suatu bahan ajar sastra tentunya baik
digunakan untuk suatu ketercapaian tujuan, pokok bahasan, ataupun dalam situasi
dan kondisi tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran sastra. Akan tetapi,
bahan ajar yang dipilih guru tersebut belum tentu tepat untuk disampaikan.
Demikian juga sebaliknya, suatu bahan ajar yang dianggap sangat baik untuk
suatu pokok bahasan sastra yang disampaikan oleh guru, terkadang belum tentu
berhasil dibawakan guru.
Dalam suatu proses belajar mengajar bukan hanya guru saja
yang harus aktif dan kreatif, peserta didik pun dituntut untuk aktif dan
kreatif karena dengan belajar aktif suasana kegiatan belajar mengajar akan
nyaman, hidup dan akan sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah,
antara siswa dengan guru sama-sama aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
tingkat keaktifan dan kekreatifan guru dan peserta didik, dapat memungkinkan
keterlibatan peserta didik dan guru secara maksimal merealisasikan kegiatan
belajar.
Proses belajar mengajar adalah inti
dari proses guru mendidik secara menyeluruh karena guru sebagai pemegang
peranan utama peristiwa kegiatan belajar mengajar. Agar pembelajaran sastra
lebih bermakna diperlukan pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan dan
kreativitas peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, guru
harus mampu menciptakan suasana belajar agarpeserta didik mampu dan dapat
melakukan proses belajar sastra untuk mengembangkan potensi dalam diri secara
optimal. Guru yang profesional harus menciptakan dan mengembangkan pembelajaran
yang menyenangkan, efektif, kreatif dan aktif.
Berdasarkan dari latar belakang
penelitian di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Ayah
Karya Andrea Hirata Ditinjau dari Psikoanalisis Sigmund Freud sebagai
Alternatif Bahan Ajar Sastra di SMA.
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
sudah diuraikan di atas, permasalahannya diidentifikasikan sebagai berikut
1. Pembelajaran
analisis novel di sekolah lebih sering dikaji dari unsur intrinsiknya saja.
2. Pembelajaran
apresiasi karya sastra di sekolah jarang disukai oleh siswa.
3. Guru
belum sepenuhnya mampu meningkatkan keinginan siswa untuk belajar aktif dalam
proses belajar karya sastra.
4. Dalam
proses belajar mengajar apresiasi karya sastra guru bisa menggunakan atau
memilih beberapa bahan ajar sastra yang sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa.
- Pembatasan Masalah
Mengenai banyaknya yang muncul dalam
penelitian ini, perlu dibatasi masalah yang dibahas. Pembatasan masalah ini
adalah
1. Analisis
struktur unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yang meliputi: tema, alur, tokoh utama,
dan latar.
2. Analisis
kepribadian terhadap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata berdasarkan tinjauan psikoanalisis Sigmund
Freud.
3. Analisis
pengaruh id, ego, dan superego terhadap
tokoh utama dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata melalui tinjauan psikoanalisis Sigmund Freud.
4. Bahan
ajar sastra novel Ayah karya Andrea
Hirata di SMA.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan penelitian
masalah di atas, rumusan masalah sebagai berikut
1.
Bagaimana bentuk susunan novel Ayah karya Andrea Hirata?
2.
Terdapat kepribadian apa saja pada tokoh
utama yang terdapat dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata dengan perspektif psikoanalisis Sigmund Freud?
3.
Bagaimana pengaruh id, ego dan superego terhadap
tokoh utama dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata dalam psikoanalisis Sigmund Freud?
4.
Apakah bahan ajar novel Ayah karya Andrea Hirata tepat digunakan
untuk pembelajaran sastra di SMA?
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk
1. Mendeskripsikan
struktur yang terdapat dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata.
2. Mendeskripsikan
kepribadian tokoh utama dalam novel Ayah karya Sigmund Freud melalui teori
psikoanalisis Sigmund Freud.
3. Mendeskripsikan
pengaruh id, ego, dan superego terhadap tokoh utama yang
terdapat dalam novel Ayah karya
Andrea Hirata dalam psikoanalisis Sigmund Freud.
4. Mendeskripsikan
penggunaan bahan ajar novel Ayah karya
Andrea Hirata untuk pmbelajaran sastra.
- Asumsi
Anggapan
dasar yang diajukan adalah sebagai berikut
1. Sastra
adalah bentuk seni kreatif yang objeknya merupakan kehidupan manusia.
2. Novel
menceritakan kehidupan manusia dengan berbagai macam konflik/masalah.
3. Psikoanalisis
merupakan ilmu yang mempelajari tntang tingkah laku kehidupan manusia yang
berada di dalam karya sastra.
4. Terdapat
bahan ajar yang berbeda-beda dengan karakteristiknya.
- Kegunaan Hasil Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan pada
penelitian ini sebagai berikut
1. Manfaat
secara teoritis
a. Memahami
sastra melalui pendekatan psikoanalisis, akan membantu dalam memahami segi-segi
kepribadian manusia. Di samping itu juga akan membantu dalam upaya memahami
diri sendiri, dan memahami kehidupan.
b. Sebagai
bahan perbandingan dalam penelitian karya sastra lain yang dapat menunjukkan
perkembangan sastra di Indonesia. Selain itu juga dapat memberikan informasi
kepada pembaca agar lebih mudah memahami karya sastra sekaligus menjadi
perantara antara pembaca karya sastra dan pengarangnya.
2. Manfaat
penelitian secara praktis:
a. Sebagai
perangsang untuk peneliti yang lain dalam mengadakan penelitian dari sudut yang
lainnya.
b. Menambah
pengetahuan bagi penulis khususnya peminat sastra tentang karya novel.
c. Memperdalam
dan memperluas pemahaman karya sastra dengan pendekatan psikoanalisis.
- Definisi Operasional
Untuk mencegah salah pengertian
dalam penelitian, penulis akan menjelaskan istilah yang terdapat pada judul
skripsi secara menyeluruh
1. Kepribadian
merupakan sifat yang tergambar dari sikap tokoh utama dalam novel Ayah karya Andrea Hirata sebagai manusia
dalam khidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
2. Tokoh
Utama merupakan tokoh yang dikedepankan penceritaannya dalam novel Ayah karya Andrea Hirata. Ia adalah
tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai perilaku kejadian maupun
yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2010: 177).
3. Pendekatan
psikologi adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu
saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa
memperlihatkan perilaku yang beragam (Semi, 2012: 96).
4. Bahan
ajar merupakan bahan tak-tik dalam pembelajaran yang berbentuk bahan ajar yang
dipilih atau disajikan guru dalam mengajarkan sastra novel Ayah karya Andrea Hirata.
- Ringkasan Tinjauan Teoritis
Novel adalah jenis prosa yang mengandung
unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar
sudut pandang pengarang dan; mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik
kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan (Zaidan, 2007: 136)
Novel adalah sebuah karya fiksi
menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,
dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti
peristiwa, plot, tokoh, (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain
yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2010: 4).
Berdasarkan pendapat di atas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa novel adalah jenis cerita fiksi yang isinya
mengungkapkan kembali permasalahan hidup sehari-hari yang luas melalui
pesan-pesan kemanusiaan yang tidak berkesan merugi sebab sangat mendalam dan
unsur-unsur yang saling berkaitan.
1. Unsur-unsur
Intrinsik Novel
Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah
unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar
berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau,
sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah
yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk
menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema,
latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain
(Nurgiyantoro, 2010: 23).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini
penulis bahas unsur-unsur intrinsik satu demi satu, yang meliputi unsur; tema,
latar, penokohan, plot, sudut pandang dan amanat.
(1) Tema
Tema adalah makna sebuah cerita
yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang
sederhana. Tema, kurang lebih dapat
bersinonim dengan ide utama (central
idea) dan tujuan utama (central
purpose) (Stanton, 1965: 21).
Tema adalah dasar cerita, gagasan
dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah
ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk mengembangkan
cerita (Nurgiyantoro, 2010: 70).
Berdasarkan pendapat tersebut,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tema gagasan pokok yang membangun dan
membentuk sebuah cerita dalam suatu karya sastra.
Penjelasan tersebut mengisyaratkan
betapa pentingnya tema dalam sebuah cerita, sehingga tema sering kali disebut
sebagai ide pusat dalam sebuah cerita. Oleh karena itu, tema memberikan
kekuatan dan kesatuan peristiwa-peristiwa yang digambarkannya.
(2) Plot
Plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,
peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain
(Stanton 1969: 14).
Plot adalah peristiwa-peristiwa
yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat (Kenny, 1966:
14).
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa plot merupakan tulang
punggung di dalam suatu kisahan sebab tanpa kita mengetahui rangkaian peristiwa
yang merupakan sebab-akibat kita tidak dapat memahami sebuah cerita.
(3) Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, adalah menyaran
pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981: 175).
Latar adalah memberikan pijakkan
cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan
realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah
sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro: 2010: 217).
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa latar adalah peristiwa
yang dikisahkan dalam suatu cerita memerlukan kejelasan tempat, waktu, dan
suasana. Gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana inilah yang dimaksud
dengan latar.
(4) Tokoh
dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mengemban
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu
cerita. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
dengan penokohan (Aminuddin, 2013: 79).
Tokoh adalah Orang yang memainkan
peran dalam karya sastra. Dalam kaitan itu, penokohan adalah proses penampilan
tokoh dengan pemberian watak, sifat, atau kebiasaan tokoh pemeran suatu cerita.
Penokohan dapat dilakukan melalui teknik
kisahan dan teknik ragaan (Zaidan, 2007: 206).
Penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
(Nurgiyantoro, 2010: 165).
(5) Sudut
Pandang
Sudut pandang adalah cara dan atau
pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah
karya fiksi kepada pembaca (Abrams, 1981: 142).
Sudut pandang adalah strategi,
teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan
gagasan dan ceritanya (Nurgiyantoro, 2010: 248).
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan oleh
pengarang untuk menyajikan tokoh dalam berbagai peristiwa dalam suatu cerita
fiksi.
(6) Amanat
Amanat adalah pesan pengarang
kepada pembaca baik tersurat maupun tersirat yang disampaikan melalui karyanya;
lihat juga moral (Zaidan, 2007: 27).
Amanat adalah
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang disampaikan penulis novel kepada
para pembaca baik melalui pesan tersirat maupun tersurat.
2. Pengertian
Pendekatan Psikologi Sastra
Ditinjau
dari segi bahasa, perkataan psikologi berasal
dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berarti ilmu atau
ilmu pengetahuan. Karena itu
perkataan psikologi sering diartikan
atau diterjemahkan dengan ilmu
pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa (Walgito, 2002: 1).
Pendekatan psikologi adalah
pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas
tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperlihatkan perilaku
yang beragam (Semi, 2012: 96).
Sastra adalah tulisan dalam
arti yang luas. Umumnya sasstra berupa teks rekaan, baik puisi maupun prosa
yang nilainya tergantung pada kedalaman pikiran dan ekspresi jiwa (Zaidan,
2007: 180).
Psikologi sastra adalah
pendekatan sastra yang bertolak dari psikologi yang dapat mencakupi: 1 kajian
psikologi pengarang, 2 kajian prose kreatif karya sastra, 3 kajian tipe dan
kaidah psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan 4 kajian dampak sastra
terhadap pembaca (Zaidan, 2007: 159).
3.
Pandangan Psikoanalisis Sigmund Freud
Tingkah laku individu ditentukan dan
dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sejak semula memang sudah ada pada diri
individu itu. Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atas nasibnya
sendiri, tetapi tingkah lakunya itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan instink biologisnya. Freud mengemukakan bahwa struktur
kepribadian individu terdiri dari tig komponen yang disebut id, ego dan superego.
Id meliputi berbagai instink manusia
yang mendasari perkembangan individu. Dua instink yang paling penting ialah
instink seksual dan instink agresi. Instink-instink ini menggerakkan individu
untuk hidup di dalam dunianya dengan prinsip pemuasan diri. Demikianlah fungsi
id yaitu mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan dirinya setiap saat
sepanjang hidup individu.
Id yang tak kunjung padam menggerakkan
individu itu ternyata tidak dapat leluasa menjalankan fungsinya, sabab ia harus
menghadapi lingkungan. Lingkungan ini tidak dapat diterobos begitu saja
sehingga individu perlu mempertimbangkan apa yang berada di luar dirinya itu
aabila dia ingin berhasil dalam penyaluran instink-instinknya itu. Dalam hal
ini tumbuhlah apa yang disebut ego, yaitu fungsi kepribadian yang menjembatani
id dan dunia luar individu. Ego ini berfungsi atas dasar prinsip realitas,
mengatur gerak-gerik id agar dalam memuaskan instinknya selalu memperhatikan
lingkungan. Dengan demikian perwujudan fungsi id itu menjadi tidak tanpa arah.
Dalam perkembangannya lebih lanjut,
tingkah laku individu tidak hanya dijalankan oleh fungsi id dan ego saja,
melainkan juga oleh fungsi yang ketiga yaitu superego. Supeerego tumbuh berkat
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam hal ini fungsi superego
ialah mengawasi agar tingkah laku individu sesuai dengan aturan, nilai, moral,
adat dan tradisi yang telah meresap dalam diri individu itu. Superego merupakan
fungsi kontrol dari dalam diri individu itu (Yahya, 2010: 1-2).
Sigmund Freud dan para pengikutnya telah
mengungkapkan masalah dimensi: self yang tidak diketahui ini. Ia telah
mengemukakan tiga istilah mengenai hal ini, yaitu: id, ego dan superego.
Id mengandung dorongan-dorongsn hidup
ysng fundamental, terdiri atas nafsu, kecenderungan-kecenderungan, dan
keinginan-keinginan yang dimiliki manusia dan makhluk-makhluk lain.
Superego meliputi semua kecenderungan
yang berhubungan dengan moral.
Adapun ego lebih dekat hubungannya dengan
apa yang biasa disebut self. Tugasnya adalah menyusun persepsi dan ingatan
individu, merencanakannya dan mengaturnya. Ego merupakan mediator antara id dan
superego. Ego benar-benar telah menjalankan tugasnya dengan baik, apabila ia
berhasil membina hubnjgan yang serasi (harmonis) antara id superego dan
kekuatan-kekuatan yang datang dari dunia luar.
Sebagai tambahan terhadap 3 aspek
tersebut di atas, Freud membuat pembagian lebih jauh, yaitu kesadaran dan
ketidaksabaran. Id penuh dengan hal-hal yang disadari. Elemen-elemen superego
adalah hal-hal yang tidak disadari. Ego memiliki mekanisme pertahanan diri yang
tidak disadari.
Istilah lain berkenaan dengan hal ini
adalah apa yang disebut: phenomenal self dan
nonphenomenal. Phenomenal self
berarti self yang nampak jelas dan dapat diamati dari pandangan individu yang
bersangkutan, sedangkan nonphenomenal self meliputi semua hal yang tidak jelas
bagi diri individu (Subandi, 2012: 51).
4.
Kepribadian
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), kepribadian diartikan sebagai sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang lain atau
bangsa lain.
M. A. W. Brower mengatakan bahwa
kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sifat-sifat seseorang.
- Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam mengkaji novel Pulang karya
Tere Liye adalah deskriptif kualitatif. Menurut Aminudin (1990: 16) metode
deskriptif kualitatif artinya menganalisis bentuk deskripsi tidak berupa angka
atau koefisien tentang hubungan antarvariabel. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata, bukan angka-angka. Hasil penelitian berisikan kutipan-kutipan dari
kumpulan data untuk memberikan ilustrasi.
Metode deskriptif kualitatif bertujuan
untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang
teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu
hal, keadaaan fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan
meliputi analisis dan interpretasi (Sutopo, 2002: 8-10). Pengkajian deskriptif
menyarankan pada pengkajian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada
fakta yang secara empiris hidup pada penuturnya. Artinya yang dicatat dan
dianalisis adalah unsur-unsur dalam karya sastra seperti apa adanya.
Dalam penelitian akan diungkapkan
data-data yang berupa kata, frase, ungkapan, dan kalimat yang ada dalam novel Pulang karya Tere Liye dan
permasalahan-permasalahannya dianalisis dengan menggunakan analisis struktural,
serta teori Sigmund Freud.
1. Sumber
Data
Sumber data dalam penelitian ini
adalah subjek dari asal data yang diperoleh. Sumber data ada dua macam, yaitu
sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data dalam penelitian ini
berupa sumber data primer yaitu novel Pulang
karya Tere Liye, cetakan kesebelas tahun 2016 yang diterbitkan oleh
Republika Penerbit, yang terdiri dari 400 halaman.
2. Teknik
Penelitian
Dalam hal ini novel Pulang karya Tere Liye dibaca berulang
kali dengan cermat dan teliti, kemudian dilakukan pencatatan yang menunjukkan kepribadian
serta menunjukkan unsur Id, Ego dan Superego. Setelah dikumpulkan, data
dikelompokkan, selanjutnya dianalisis. Sehingga akan diperoleh gambaran secara
jelas tentang makna yang terkandung di dalamnya serta mengacu pada teori dan
definisi yang dipaparkan dalam teori dan psikoanalisis Sigmund Freud.
Semua data dalam penelitian ini
diperoleh melalui pencatatan, pengidentifikasian, penafsiran kemudian hasilnya
dijelaskan. Teknis analisis data yang digunakan
berupa deskriptif kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena mengingat
data ini berupa paragraf yang merupakan data kualitatif.
Tahap pertama analisis data dalam
penelitian ini adalah pembacaan heuristik
yaitu penulis menginterpretasikan teks novel Pulang karya Tere Liye untuk menemukan arti dalam novel. Caranya
yaitu membaca dengan cermat dan teliti tiap kata, klimat, ataupun paragraf
dalam novel. Hal itu digunakan untuk menemukan struktur yang terdapat dalam
novel guna analisis struktural. Selain itu, digunkaan juga untuk menemukan kepribadian
diri, pengaruh id, ego dan superego. Tahap
kedua penulis melakukan pembacaan hermeneutik
yakni dengan menafsirkan makna peristiwa atau kejadian-kejadian yang
terdapat dalam teks novel Pulang karya
Tere Liye hingga dapat menemukan kepribadian diri dalam cerita tersebut. Tahap
ketiga penulis melakukan implementasi tentang apresiasi sastra di SMA sebagai
bahan ajar yang aktif pada proses belajar mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Depdiknas.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Sutopo.
2002. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Dasar Teori, dan Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Semi,
Atar. 2012. Meteode Penelitian Sastra. Bandung:
CV Angkasa.
Yahya,
Murip. 2010. Pengantar Pendidikan.
Solo: Bandung.
Zaidan,
dkk. Kamus Istilah Sastra. 2007:
Jakarta: Balai Pustaka.
Subahndi.
2012. Perkembangan Peserta Didik. Diktat
Perkuliahan.